PRASASTI

  Kata prasasti berasal dari bahasa sansekerta.Arti sebenarnya adalah pujian.Namun,dalam perkembangannya kemudian dianggap sebagai piagam,maklumat,surat keputusan,undang-undang atau tulisan.Di kalangan ilmuwan prasasti disebut inskripsi,sementara di kalangan orang awam disebut batu bertulis atau batu bersurat.

   Isi prasasti berupa keputusan pengadilan tentang perkara perdata (prasasti jayapatra atau jayasong),sebagai tanda kemenangan (jayacikna),tentang utang-piutang (suddhapatra) dan tentang kutukan atau sumpah.Prasasti tentang kutukan atau sumpah hampir semuanya ditulis pada masa kerajaan Sriwijaya.Ada juga prasasti tentang genealogi raja atau asal usul seorang tokoh. Prasasti dapat ditemukan dalam bentuk angka tahun maupun tulisan singkat. Angka tahun dapat ditulis dengan angka maupun sengkala (melambangkan angka dan kata-kata). Tulisan singkat dapat ditemukan pada dinding candi,pada ambang pintu bagian atas, dan batu-batu candi.

  Pada zaman kerajaan islam, prasasti menggunakan aksara dan bahasa arab atau memakai aksara arab namun berbahasa melayu aksara pegon. Bahan yang digunakan untuk menuliskan prasasti biasanya berupa batu atau lempengan logam,daun dan kertas. Selain andesit, batu yang digunakan adalah batu kapur, pualam dan basalt. Dalam arkeologi, prasasti batu disebut upala prasasti. Prasasti logam umumnya terbuat dari tembaga dan perunggu, biasanya disebut tamra prasasti. Hanya sedikit sekali prasasti yang berbahan lembaran perak dan emas. Adapula yang disebut ripta prasasti, yakni prasasti yang ditulis diatas lontar atau daun tal. Beberapa prasasti ada yang berbahan tanah liat atau disebut tablet. Isi tablet adalah mantra-mantra agama budha.

1. Prasasti Batu Tulis
    Prasasti Batu Tulis terletak di jalan batu tulis, kelurahan batutulis,kecamatan bogor selatan,kota bogor. Kompleks prasasti Batu Tulis memiliki luas 17 x 15 meter. Selain prasasti, juga terdapat benda-benda lain peninggalan kerajaan sunda di dalam kompleks ini. Pada batu ini tertulis kalimat-kalimat dengan huruf sunda kuno.

2. Prasasti Astana Gede
    Prasasti Astana Gede atau prasasti Kawali merujuk pada beberapa prasasti yang ditemukan di kawasan Kabuyutan Kawali, kabupaten Ciamis, Jawa Barat, terutama pada prasasti utama yang bertulisan paling banyak (Prasasti Kawali I). Adapun secara keseluruhan,terdapat enam prasasti yang semuanya menggunakan bahasa dan aksara sunda (Kaganga). Meskipun tidak berisi candrasangkala, prasasti ini diperkirakan berasal dari paruh kedua abad ke-14 berdasarkan nama raja yang terukir di sana. Berdasarkan perbandingan dengan peninggalan sejarah lainnya seperti naskah Carita Parahyangan dan Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara, dapat disimpulkan bahwa Prasasti Kawali I ini merupakan sasakala atau tugu peringatan untuk mengenang kejayaan Prabu Niskala Wastu Kencana, penguasa sunda yang bertahta di Kawali, putra Prabu Linggabuana yang gugur di Bubat.

3. Prasasti Kebon Kopi
    Prasasti Kebon Kopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan Cibungbulang Bogor. Satu hal yang menarik dari prasasti ini adalah adanya lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata, yaitu gajah tunggangan dewa Wisnu.

4. Prasasti Kebantenan
Prasasti Kebantenan adalah sebuah prasasti bersejarah indonesia. Prasasti ini terdiri dari lempengan tembaga. Prasasti ini dibeli oleh Raden Saleh dari penduduk desa Kebantenan, Bekasi. Prasasti ini beraksara dan berbahasa sunda kuno, dan sekarang disimpan di Museum Nasional dengan nomor inventaris E.1, E.2, E.3, E.4, dan E.5.

5. Prasasti Galuh
    Prasasti Galuh adalah salah satu dari prasasti peninggalan Galuh. Prasasti ini dipahat pada batu kali dengan bentuk alami berukuran ; tinggi 51 x lebar 33 x tebal 4-19 cm. Prasasti ini berisi tiga baris tulisan beraksara dan berbahasa sunda kuno tanpa pertanggalan. Tapi dari gaya dan bentuk aksaranya, prasasti ini diperkirakan berasal dari sekitar abad 14-15 M.

6. Prasasti Rumatak
    Prasasti Rumatak adalah salah satu dari prasasti peninggalan Galuh. Lokasi penemuannya terletak di Gunung Gegerhanjuang, desa Rawagirang, Singaparna, pada tahun 1877. Prasasti ini dipahatkan pada batu pipih berukuran 85 x 62 cm2. Isinya pendek, hanya tiga baris tulisan dalam aksara dan bahasa sunda kuno.

7. Prasasti Cikajang
    Prasasti Cikajang juga merupakan peninggalan kerajaan Galuh. Prasasti ini ditemukan di daerah perkebunan Teh di Cikajang, di lereng Barat Daya Gunung Cikuray. Prasasti ini berisi tiga baris tulisan dalam aksara dan bahasa sunda kuno, mirip dengan aksara pada prasasti Kawali.

8. Prasasti Ulubelu
    Prasasti Ulubelu adalah salah satu prasasti peninggalan kerajaan Sunda. Prasasti ini ditemukan di Ulubelu, Desa Rebangpunggung, Kotaagung, Lampung pada tahun 1936. Prasasti ini terbuat dari batu alam (kecil). Aksara yang tertulis sangat kecil dan tipis, keadaan aksaranya juga sangat aus dan rusak. Batu pada bagian tengah patah, tapi masi memperlihatkan gaya dan bentuk aksara Sunda Kuno.



Tags:
© 2013 The dark anco. All rights reserved.
Powered by Ancorez