Pandangan al_Farabi terhadap logika

     Sahabat ANCOREZ semua, seperti yang sudah kita ketahui bahwa Al-Farabi merupakan seorang tokoh besar filsafat. Selain berfokus pada filsafat, Al-Farabi juga memberikan perhatian khusus terhadap logika/mantiq. * Yuk kita lihat bagaimana pandangan Al-Farabi terhadap logika !! *

     Dalam masalah logika Al-Farabi banyak meninggalkan karya-karyanya. Tapi sayangnya karya-karyanya tersebut tidak sampai kepada kita, kecuali buku yang berjudul Syarh Kitab al-Ibarah li Aristoteles (Penjelasan Terhadap Buku al-Ibarah dari Aristoteles), dan beberapa karangan singkat dalam buku Tahsil as-Sa'adah serta Ihsha-ul 'Ulum. Nampaknya dalam masalah logika al-Farabi banyak mengikuti Aristoteles. Pandangan-pandangannya tentang logika adalah sebagai berikut:
  1. Definisi logika : Logika adalah ilmu tentang pedoman (peraturan) yang dapat menegakkan pikiran dan menunjukannya kepada kebenaran dalam lapangan yang tidak bisa dijamin kebenarannya. Dalam lapangan pemikiran ada hal-hal yang tidak mungkin salah, *jadi selalu benar* , dimana seseorang seolah-olah memang dijadikan untuk mengetahui dan meyakininya. Seperti hukum yang mengatakan bahwa keseluruhan lebih besar daripada sebagian.
  2. Tujuan Logika : Tujuan logika adalah agar kita dapat membetulkan pemikiran orang lain, atau agar orang lain dapat membenarkan pemikiran kita, atau kita dapat membenarkan pemikiran kita sendiri.
  3. Pokok pembahasan logika : Pokok pembahasan logika adalah segala macam pemikiran yang bisa dicurahkan dengan kata-kata, dan juga segala macam kata-kata dalam kedudukannya sebagai alat untuk menyatakan pikiran.
  4. Bagian-bagian Logika : Logika terdiri dari delapan bagian, yaitu Kategori; Kata-kata; Analogi pertama (al-qiyas); Analogi kedua; Debat; Sofistika; Retorika; dan Poetika.
Pembagian qiyas (kias/analogi pertama) menurut al-Farabi:
  1. Qiyas-burhani, yaitu kias yang memberikan keyakinan.
  2. Qiyas-jadali, yaitu kias yang terdiri dari hal-hal yang sudah terkenal dan biasa diterima. "Yang terkenal" ialah apa yang sudah diketahui dan dipercayai oleh orang banyak, seperti keadilan itu baik dan mencuri itu buruk. "Yang biasa diterima" ialah pikiran yang diterima oleh orang lain, baik terkenal ataupun tidak. Unsur terpenting bagi apa "yang biasa diterima" adalah kepuasan orang lain, meskipun sebenarnya salah. Qiyas-jadali juga dipakai untuk menimbulkan dugaan-dugaan kuat yang mendekati yakin pada diri seseorang.
  3. Kias sofistika, yaitu kias yang menimbulkan sangkaan bahwa sesuatu yang tidak benar kelihatan benar atau sebaliknya.
  4. Qiyas-khatabi, yaitu kias yang menimbulkan dugaan yang tidak begitu kuat.
  5. Qiyas-syi'ri, yaitu kias yang memakai perasaan dan khayalan untuk dapat menarik orang lain.

Tags:
© 2013 The dark anco. All rights reserved.
Powered by Ancorez